Pemerintah Indonesia membuka kemungkinan mengimpor minyak dan gas bumi (migas) dari Rusia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa langkah ini adalah tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin di St Petersburg, Rusia, pada 19 Juni 2025.
“Penjajakan impor migas sudah kami lakukan. Saya pekan ini rapat dengan tim dari Rusia, dari pengusaha BUMN-nya Rusia akan datang ke Indonesia,”
kata Bahlil setelah menghadiri Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 Lemhannas RI di Jakarta, Selasa (24/6/2024).
Berita sebelumnya melaporkan bahwa sejak awal tahun 2025, Rusia mulai meningkatkan ekspor produk minyak seperti fuel oil, naphta, dan diesel ke Indonesia. Selama periode Januari sampai Maret 2025, Indonesia telah mengimpor sekitar 500 ribu ton fuel oil dari Ust-Luga serta 50.000 ton naphta dari Arkhangelsk.
Pada bulan Maret 2025, kapal Savitri mengirimkan 33 ton diesel ke Karimun, diikuti oleh pengiriman tambahan sekitar 60 ribu ton dari tanker Lunar Tide.
Menurut Bahlil, selain langkah untuk mengimpor migas, kunjungannya ke Rusia bersama Prabowo juga membuka peluang kerja sama di bidang teknologi. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan lifting migas Indonesia dari sumur-sumur yang sudah tua.
“Kita di Indonesia mempunyai sumur idle, tapi untuk teknologi harus kita belajar dan kolaborasi,”
kata Bahlil.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyampaikan bahwa Rusia siap untuk memperluas kerja sama di sektor energi dengan Indonesia, termasuk menambah pasokan minyak dan gas alam cair (LNG) ke pasar Indonesia.
Dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Prabowo di Istana St. Petersburg, Kamis (19/6/2025), Presiden Putin menyatakan bahwa beberapa perusahaan Rusia telah melakukan operasi secara efektif di Indonesia dan siap untuk meningkatkan kontribusinya.
“Perusahaan Rusia bekerja di Indonesia dengan efektif, kami bersedia menambah pasokan minyak dan LNG cair ke pasar Indonesia,”
ujar Putin.
Presiden Putin juga menggarisbawahi kolaborasi strategis antara Rosneft dan PT Pertamina dalam pembangunan kilang dan fasilitas petrokimia di Provinsi Jawa Timur sebagai contoh nyata penguatan hubungan ekonomi kedua negara di sektor energi.
Menurut Presiden Putin, Rusia juga membuka peluang keterlibatan dalam proyek-proyek energi baru dan pengembangan infrastruktur migas di Indonesia.






